08 April 2010

BAB IV

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN



A. Paparan Data

1. Paparan Data Pra Tindakan

Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi awal dan wawancara singkat dengan Ibu Aminia Kiswardani, S.Pd guru matematika kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang. Hasil observasi menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa khususnya untuk kelas VIII masih tergolong rendah dan model pembelajaran yang sering digunakan adalah model pembelajaran konvensional, walaupun pernah menerapkan kerja secara kelompok, namun dalam pelaksanaannya hanya beberapa siswa yang aktif mengerjakan perintah guru dan yang lain cendrung ramai. Dalam pembentukan kelompoknya cendrung siswa lebih memilih teman-teman akrabnya saja, dan beberapa anak yang pandai cendrung memilih teman yang pandai dan yang malas memilih teman yang malas sehingga hasilnya tidak efektif. Berdasarkan hasil tersebut, diputuskan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam mengajarkan pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balok di kelas tersebut.

Setelah diputuskan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, peneliti meminta data-data awal kepada guru matematika kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang seperti nama siswa , nilai ulangan siswa sebelumnya (sebagai skor awal), dan jadwal pelajaran matematika kelas VIII. Skor awal ini dijadikan acuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Standar Ketuntasan Belajar Minimal di skolah tersebut yaitu minimal 75% siswa mendapatkan nilai minimal 65. Dari skor dasar tersebut terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 mencapai 54,54% (12 orang siswa) dari 22 siswa. Hal ini memberikan gambaran bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang masih tergolong rendah.


2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada bagian ini disampaikan deskripsi siklus I dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan sampai refleksi. Siklus I direncanakan tiga kali pertemuan, yaitu pertemuan 1 untuk mempelajari materi unsur-unsur kubus dan balok, pertemuan 2 untuk mempelajari materi jaring-jaring kubus dan balok dan pertemuan 3 untuk tes siklus I.

a. Perencanaan

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah:

  1. Merancang pembentukan kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan memperhatikan penyebaran kemampuan siswa berdasarkan niai ulangan materi sebelumnya (lampiran 3)

  2. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) dengan materi pembelajaran unsur-unsur kubus dan balok (lampiran 4)

  3. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) dengan materi pembelajaran jaring-jaring kubus dan balok (lampiran 5)

  4. Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran.

  5. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I sesuai dengan materi yang diberikan. LKS pada siklus ini terdiri dari:

    1. LKS 1 yang berisi tentang menentukan unsur-unsur kubus dan balok (lampiran 6)

    2. LKS 2 berisi tentang membuat jaring-jaring kubus dan balok (lampiran 7 )

  6. Membuat lembar observasi terhadap guru dan siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

  7. Membuat alat evaluasi untuk tes tindakan siklus I (lampiran 8)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1

Pertemuan 1 siklus I dilaksanakan pada hari jumat tanggal 5 maret 2010 pukul 07.50-09.15. Pada pertemuan ini, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan tahapannya yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal, pelaksanaan pembelajaran diawali dengan membuka pelajaran yaitu dengan mengucapkan salam oleh guru matematika kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang, kemudian memberitahukan bahwa untuk materi bangun ruang sisi datar kubus dan balok selama empat kali pertemuan akan disampaikan oleh peneliti. Selanjutnya guru matematika mempersilahkan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian sebagai guru. Peneliti memulai plajaran dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri secara singkat kepada siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi kubus dan balok serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu model pembelajaran kooperaif tipe Numbered Heads Together (NHT). Adapun tujuan pembelajaran dari materi kubus dan balok pada pertemuan pertama yaitu siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok dan siswa dapat menentukan panjang rusuk, luas bidang sisi, panjang diagonal bidang, panjang diagonal ruang, luas bidang diagonal kubus dan balok.

Pada kegiatan inti, peneliti mengawalinya dengan membagi siswa ke dalam lima kelompok sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Dua kelompok beranggotakan 5 siswa dan tiga kelompok beranggotakan 4 siswa dan setiap siswa dalam kelompoknya diberikan nomor yang berbeda-beda. Selanjutnya, dengan menggunakan kerangka kubus dan balok yang telah disiapkan peneliti menjelaskan tentang unsur-unsur kubus dan balok dengan menggunakan metode tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan pembagian LKS di setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang menemukan unsur-unsur kubus dan balok bersama anggota kelompoknya. Selama diskusi guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam kelompok terutama kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS. Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas untuk siswa yang nomornya disebut dan siswa dikelompok lain memperhatikan dan membandingkan dengan pekerjaannya.

Kegiatan akhir, peneliti membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari serangkaian materi yang baru saja dipelajari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas rumah. Soal tugas rumah dibuat oleh peneliti sebanyak 3 nomor.


Pertemuan 2


Pertemuan 2 siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 6 Maret 2010 pukul 07.50-09.15 WIB. Pada pertemuan ini, pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan tiga tahap yaitu kegaitan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan materi pembelajaran tentang jaring-jaring kubus dan balok. Kegiatan awal, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian peneliti menanyakan tentang kesulitan tugas rumah yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Selama lima menit peneliti membahas dan menjelaskan soal nomor 3 atas permintaan siswa. Selanjutnnya peneliti memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi kubus dan balok yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa akan penting mempelajari tentang jaring-jaring kubus dan balok. Adapun tujuan pembelajaran pada pertemuan dua ini yaitu siswa dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok.

Pada kegiatan inti, peneliti mengkondisikan siswa kedalam kelompok yang seperti sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dengan tanya jawab peneliti menjelaskan tentang jaring-jaring kubus dan balok dilanjutkan dengan pembagian LKS di setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang membuat jaring-jaring kubus dan balok bersama anggota kelompoknya. Selama diskusi guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam kelompok terutama kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS. Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas untuk siswa yang nomornya disebut dan siswa dikelompok lain memperhatikan dan membandingkan dengan pekerjaannya.

Kegiatan akhir, peneliti membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari serangkaian materi yang baru saja dipelajari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas rumah.


c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang (Aminia Kiswardani, S.Pd). Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah cara guru menyajikan materi pelajaran apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat atau belum. Selain itu juga dilihat aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

Hasil observasi terhadap guru pada siklus I menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

  1. Guru tidak memberi motivasi dan tidak memberi apersepsi.

  2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

  3. Guru mengorganisasi siswa dalam 5 kelompok belajar.

  4. Guru tidak secara merata memberikan bimbingan kepada setiap kelompok

  5. Guru menyiapkan LKS sebagai alat bantu dalam pembelajaran .

  6. Guru belum mampu mengelola waktu dengan baik, akibatnya ada tahapan–tahapan dalam rencana pembelajaran yang tidak terlaksana karena kehabisan waktu.

Hasil observasi terhadap siswa pada siklus I menunjukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Pada pertemuan pertama siswa terlihat masih kaku berada dalam kelompoknya.

  2. Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan soal-soal dalam LKS yang telah diberikan

  3. Sebagian siswa masih ragu mengemukakan pendapat

  4. Hanya beberapa siswa yang mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan ada siswa yang merasa gugup ketika nomornya terpanggil untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Selengkapnya hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil observasi aktivitas guru pertemuan 1 siklus I


Tahap

Indikator

Skor

Awal

Menjelaskan rencana pembelajaran

2

Inti

Membentuk kelompok

4

Menjelaskan materi dasar

4

Membantu siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok

3

Membimbing kelompok mengerjakan tugas

3

Mengatur kelancaran diskusi kelas

3

Akhir

Analisis terhadap hasil pembelajaran

3

Berdasarkan data observasi pada tabel di atas, jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan adalah 22 dari skor maksimum 28. Dengan demikian persentase kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebesar 78,6%. Dengan skor terendah 2 dan skor tertinggi 4 (lampiran 16)

Tabel 4.2. Hasil observasi aktivitas guru pertemuan 2 siklus I


Tahap

Indikator

Skor

Awal

Menjelaskan rencana pembelajaran

3

Inti

Membentuk kelompok

4

Menjelaskan materi dasar

4

Membantu siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok

3

Membimbing kelompok mengerjakan tugas

4

Mengatur kelancaran diskusi kelas

3

Akhir

Analisis terhadap hasil pembelajaran

4

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel di atas, jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan adalah 25 dari skor maksimum 28. Dengan demikian persentase kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah sebesar 89,28%. Dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 4 (lampiran 17)










Tabel 4.3. Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan 1 siklus I


Tahap

Indikator

Skor

Awal

Menyimak rencana pembelajaran

3

Inti

Duduk secara berkelompok

4

Memahami materi dasar

3

Keterlibatan menyelesaikan soal dalam kelompok

3

Keaktifan diri mengerjakan soal

3

Menciptakan kelancaran diskusi kelas

3

Akhir

Menyimak analisis guru

4

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel di atas, jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan adalah 23 dari skor maksimum 28, dengan demikian persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 82,14 %. Dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 4 (lampiran 18)

Tabel 4.4. Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan 2 siklus I


Tahap

Indikator

Skor

Awal

Menyimak rencana pembelajaran

3

Inti

Duduk secara berkelompok

4

Memahami materi dasar

4

Keterlibatan menyelesaikan soal dalam kelompok

3

Keaktifan diri mengerjakan soal

4

Menciptakan kelancaran diskusi kelas

3

Akhir

Menyimak analisis guru

4

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel di atas, jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan adalah 25 dari skor maksimum 28. Dengan demikian persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah adalah 89,28%. Dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 4 (lampiran 19).


d. Evaluasi

Setelah 2 kali pertemuan yang membahas materi mengenai unsur-unsur kubus dan balok dan jaring-jaring kubus dan balok, maka untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika siswa diadakan evaluasi dengan memberikan tes. Tes siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 6 maret 2010 pukul 09.30- 11.00 WIB. Sebelum melaksanakan tes, peneliti memberikan pengarahan terlebih dahulu yaitu mengumumkan waktu yang digunakan untuk tes dan siswa tidak boleh bekerja sama atau menyontek pekerjaan temannya.

Berdasarkan kesepakatan dengan guru bidang studi matemtika ditetapkan 5 soal untuk tes dengan bentuk soal uraian obyektif. Tes diikuti oleh semua siswa kelas VIII dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Soal tes tindakan siklus I selengkapnya terdapat pada lampiran 8.

Hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 4.5. Hasil tes siklus I


No Absen

Nama Siswa

Skor

Keterangan

1

Yeuni Tjajadi

60

Tidak tuntas

2

Maria Epimia

70

Tuntas

3

Ita Purwaningsih

55

Tidak tuntas

4

Kiberly Aprilia

65

Tuntas

5

Maria Aprilia Widyary

70

tuntas

6

Maria Jesica Wangsawan

80

Tuntas

7

Muhamad Wahyudi

85

Tuntas

8

Ni Putu Dewi Windhi P

75

Tuntas

9

Ritya Mayasari

70

Tuntas

10

Ronald Leo Wibowo

85

Tuntas

11

Skolastika Widhiana F

60

Tidak tuntas

12

Septian Puspita Sari

85

Tuntas

13

Serika Pasang

55

Tidak tuntas

14

Tomi Braja Suganda

70

Tuntas

15

Valentina Lusia Endang

90

Tuntas

16

Wilson Jeremia Handoyo

70

Tuntas

17

Yohanes Andi Waluyo

75

Tuntas

18

Yosefina Iin Iriani

65

Tuntas

19

Renaldi

60

Tidak tuntas

20

Carolina Budiharjo

65

Tuntas

21

Antonius Yobis Chrisyan

85

Tuntas

22

Mega Ningrum Mayang G

55

Tidak tuntas


Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 65 sebanyak 16 siswa dari 22 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tuntas setelah mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah 72,72 %. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65 sebanyak 6 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tidak tuntas adalah 27,27%.

Dari hasil tes siklus I menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari skor awal, tetapi karena belum mencapai indikator keberhasilan maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.


e. Refleksi


Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah tindakan siklus I sudah berhasil atau tidak. Berdasarkan hasil evaluasi tes belajar siswa dan hasil observasi selama pelaksanaan tindakan diperoleh uraian sebagai berikut

  1. Tes siswa

Hasil tes dari 22 siswa pada pembelajaran kubus dan balok dengan sub materi unsur-unsur kubus dan balok dan jaring-jaring kubus dan balok, didapatkan bahwa 16 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 65 dan 6 siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65. Hal ini menunjukan bahwa 72,27% siswa yang tuntas belajar. Dari hasil tes siklus dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari skor awal, tetapi karena belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 75% yang tuntas belajar maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

  1. Observasi

Hasil observasi Pada tindakan siklus I ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam mengajarkan pokok bahasan Bangun ruang sisi datar kubus dan balok belum sempurna sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah diadakan refleksi antara guru dan peneliti maka diperoleh hal-hal sebagai berikut :

1. Faktor siswa

a. Sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru

b. Sebagian siswa kurang aktif dalam kelompoknya dan siswa belum dapat menyampaikan pendapatnya pada saat materi pelajaran diajarkan atau pada saat siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS, hal ini disebabkan karena siswa merasa asing dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Faktor guru

a. Guru belum memberikan motivasi.

b. Guru mengorganisir siswa kedalam kelompok dan mengarahkan sebagian kelompok saja

c. Guru tidak secara merata memberikan bimbingan kepada setiap kelompok


3. Paparan Data Tindakan siklus II

Pada bagian ini disampaikan deskripsi siklus II dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan sampai refleksi. Siklus II direncanakan tiga kali pertemuan, yaitu pertemuan 1 untuk mempelajari materi luas permukaan kubus dan balok, pertemuan 2 untuk mempelajari materi volume kubus dan balok dan pertemuan 3 untuk tes siklus II.


a. Perencanaan


Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada siklus I, pelaksanaan tindakan siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga peneliti bersama guru merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I untuk diperbaiki pada siklus II adalah :

  1. Guru harus memotivasi siswa belajar agar siswa lebih bersemangat dalam belajar matematika serta guru harus memberikan apersepsi.

  2. Guru harus bersikap tegas dengan menegur kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan yang tidak mau bekerja sama dengan teman kelompoknya.

  3. Guru harus selalu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.

  4. Guru harus mampu mengelola waktu dengan efisien agar semua tahapan kegiatan dalam rencana pembelajaran dapat terlaksana.

Selain hal-hal yang merupakan rencana perbaikan untuk tindakan siklus I, hal-hal yang juga dipersiapkan peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:

  1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) dengan materi pembelajaran luas permukaan kubus dan balok (lampiran 9)

  2. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) dengan materi pembelajaran volume kubus dan balok (lampiran 10)

  3. Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran.

  4. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus II sesuai dengan materi yang diberikan. LKS pada siklus ini terdiri dari:

    1. LKS 1 yang berisi tentang menentukan luas permukaan kubus dan balok (lampiran 11)

    2. LKS 2 berisi tentang menentukan volume kubus dan balok (lampiran 12)

  1. Membuat lembar observasi terhadap guru dan siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

  2. Membuat angket respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang digunakan.

  3. Membuat alat evaluasi untuk tes tindakan siklus II (lampiran 13)

b. Pelaksanaan tindakan

Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, guru kembali berusaha melaksanakan pembelajaran agar sesuai rencana pembelajaran tindakan siklus II. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan maksud agar siswa memiliki gambaran jelas tentang pengetahuan yang akan diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung. Guru juga melakukan tindakan perbaikan sebagaimana yang telah direncanakan pada tahap perencanaan meskipun belum maksimal. Materi yang diajarkan masih dalam Bangun ruang sisi datar kubus dan balok dengan sub pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok dan volume kubus dan balok.

Pertemuan 1

Pertemuan 1 siklus II dilaksanakan pada hari jumat tanggal 12 Maret 2010 pukul 07.50-09.15 WIB. Pada pertemuan ini, pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan tiga tahap yaitu kegaitan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan materi pembelajaran tentang luas permukaan kubus dan balok. Kegiatan awal, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa yang mendapat nilai tinggi pada tes siklus I dan memberikan motivasi kapada siswa yang belum berhasil. Selanjutnnya peneliti memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi jaring-jaring kubus dan balok yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa akan penting mempelajari tentang luas permukaan kubus dan balok. Adapun tujuan pembelajaran pada pertmuan 1 siklus II ini yaitu siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok dan siswa dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok.

Pada kegiatan inti, peneliti mengkondisikan siswa kedalam kelompok yang seperti sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dengan tanya jawab peneliti menjelaskan tentang luas permukaan kubus dan balok yaitu dengan menggambarkan jaring-jaringnya. Setelah itu dilanjutkan dengan pembagian LKS di setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang menentukan luas permukaan kubus dan balok bersama anggota kelompoknya. Selama diskusi guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam kelompok terutama kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS. Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas untuk siswa yang nomornya disebut dan siswa dikelompok lain memperhatikan dan membandingkan dengan pekerjaannya.

Kegiatan akhir, peneliti membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari serangkaian materi yang baru saja dipelajari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas rumah.


Pertemuan 2

Pertemuan 2 siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 13 Maret 2010 pukul 07.50-09.15 WIB. Pada pertemuan ini, pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan tiga tahap yaitu kegaitan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan materi pembelajaran tentang volume kubus dan balok. Kegiatan awal, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian peneliti menanyakan tentang kesulitan tugas rumah yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Ternyata dari soal-soal tugas rumah tersebut siswa dapat mengerjakannya dan tidak menemukan kesulitan. Selanjutnnya peneliti memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi kubus dan balok yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa akan penting mempelajari tentang volume kubus dan balok. Adapun tujuan pembelajaran pada pertmuan 1 siklus II ini yaitu siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok dan siswa dapat menghitung volume kubus dan balok.

Pada kegiatan inti, peneliti mengkondisikan siswa kedalam kelompok yang seperti sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dengan tanya jawab peneliti menjelaskan tentang volume kubus dan balok dilanjutkan dengan pembagian LKS di setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang menghitung volume kubus dan balok bersama anggota kelompoknya. Selama diskusi guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam kelompok terutama kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS. Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas untuk siswa yang nomornya disebut dan siswa dikelompok lain memperhatikan dan membandingkan dengan pekerjaannya.

Kegiatan akhir, peneliti membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari serangkaian materi yang baru saja dipelajari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas rumah.



c. Observasi

Secara umum pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah ada peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini terlihat pada hasil observasi guru dan siswa.

Hasil observasi terhadap guru menunjukan bahwa :

  1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

  2. Guru sudah bersikap tegas dengan menegur kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

  3. Guru memberikan bantuan/bimbingan kepada kelompok atau siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS dan memberikan penghargaan kepada kelompok /siswa yang menjawab dengan benar.

  4. Guru sudah dapat melaksanakan hampir semua tahapan kegiatan dalam rencana pembelajaran pada siklus II.

Hasil observasi terhadap siswa menunjukan bahwa :

  1. Siswa memperhatikan dengan baik penjelasan guru

  2. Sebagian besar siswa sudah berani menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.

  3. Sebagian besar siswa sudah mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Secara umum pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Semua tahapan kegiatan dalam rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan sempurna oleh guru. Hanya masih ada sedikit kelemahan-kelemahan pada pihak siswa yaitu ada beberapa siswa yang belum mampu mengemukakan pendapat.

Hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus II selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Hasil observasi aktivitas guru pertemuan 1 siklus II


Tahap

Indikator

Skor

Awal

Menjelaskan rencana pembelajaran

4

Inti

Membentuk kelompok

4

Menjelaskan materi dasar

4

Membantu siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok

4

Membimbing kelompok mengerjakan tugas

4

Mengatur kelancaran diskusi kelas

4

Akhir

Analisis terhadap hasil pembelajaran

3


Berdasarkan data hasil observasi pada tabel di atas, jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan adalah 27 dari skor maksimum 28. Dengan demikian persentase kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah sebesar 96,42%. Dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 4 (lampiran 20)

Tabel 4.7. Hasil observasi aktivitas guru pertemuan 2 siklus II


Tahap

Indikator

Skor

Awal

Menjelaskan rencana pembelajaran

4

Inti

Membentuk kelompok

4

Menjelaskan materi dasar

4

Membantu siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok

4

Membimbing kelompok mengerjakan tugas

3

Mengatur kelancaran diskusi kelas

4

Akhir

Analisis terhadap hasil pembelajaran

4

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel di atas, jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan adalah 27 dari skor maksimum 28. Dengan demikian persentase kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah sebesar 96,42%. Dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 4 (lampiran 21)





Tabel 4.8. Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan 1 siklus II


Tahap

Indikator

Skor

Awal

Menyimak rencana pembelajaran

4

Inti

Duduk secara berkelompok

4

Memahami materi dasar

4

Keterlibatan menyelesaikan soal dalam kelompok

3

Keaktifan diri mengerjakan soal

4

Menciptakan kelancaran diskusi kelas

4

Akhir

Menyimak analisis guru

4

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel di atas, jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan adalah 27 dari skor maksimum 28. Dengan demikian persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah adalah 96,42%. Dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 4 (lampiran 22)

Tabel 4.9. Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan 1 siklus II


Tahap

Indikator

Skor

Awal

Menyimak rencana pembelajaran

4

Inti

Duduk secara berkelompok

4

Memahami materi dasar

4

Keterlibatan menyelesaikan soal dalam kelompok

4

Keaktifan diri mengerjakan soal

4

Menciptakan kelancaran diskusi kelas

3

Akhir

Menyimak analisis guru

4

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel di atas, jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan adalah 27 dari skor maksimum 28. Dengan demikian persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah adalah 96,42%. Dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 4 (lampiran 23)


d. Evaluasi

Setelah 2 kali pertemuan yang membahas materi mengenai menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok, kembali diadakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika siswa. Tes siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 13 maret 2010 pukul 09.30- 11.00 WIB. Tes dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Sebelum melaksanakan tes, peneliti memberikan pengarahan terlebih dahulu yaitu mengumumkan waktu yang digunakan untuk tes dan siswa tidak boleh bekerja sama atau menyontek pekerjaan temannya.

Berdasarkan kesepakatan dengan guru bidang studi matemtika ditetapkan 8 soal untuk tes dengan bentuk soal uraian obyektif. Tes diikuti oleh semua siswa kelas VIII dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Soal tes tindakan siklus II selengkapnya terdapat pada lampiran 13.

Hasil tes siklus II dapat dilihat pada table berikut:


Tabel 4.10. Hasil tes siklus II


No Absen

Nama Siswa

Skor

Keterangan

1

Yeuni Tjajadi

60

Tidak tuntas

2

Maria Epimia

85

Tuntas

3

Ita Purwaningsih

60

Tidak tuntas

4

Kiberly Aprilia

90

Tuntas

5

Maria Aprilia Widyary

70

Tuntas

6

Maria Jesica Wangsawan

95

Tuntas

7

Muhamad Wahyudi

100

Tuntas

8

Ni Putu Dewi Windhi P

80

Tuntas

9

Ritya Mayasari

75

Tuntas

10

Ronald Leo Wibowo

100

Tuntas

11

Skolastika Widhiana F

85

Tuntas

12

Septian Puspita Sari

100

Tuntas

13

Serika Pasang

65

Tuntas

14

Tomi Braja Suganda

70

Tuntas

15

Valentina Lusia Endang

100

Tuntas

16

Wilson Jeremia Handoyo

70

Tuntas

17

Yohanes Andi Waluyo

90

Tuntas

18

Yosefina Iin Iriani

95

Tuntas

19

Renaldi

65

Tuntas

20

Carolina Budiharjo

60

Tidak tuntas

21

Antonius Yobis Chrisyan

90

Tuntas

22

Mega Ningrum Mayang G

60

Tidak tuntas



Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 65 sebanyak 18 siswa dari 22 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tuntas setelah mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah 81,81%. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65 sebanyak 4 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tidak tuntas adalah 18,18%.

Dari hasil tes siklus II menunjukkan adanya peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka pelaksanaan tindakan dihentikan hanya sampai pada siklus II.


e. Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus II menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan baik bagi guru mata pelajaran maupun bagi peneliti. Hasil observasi yang dilakukan oleh guru matematika SMP Bhakti Luhur menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah mendapatkan hasil yang lebih baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum dapat menyampaikan pendapat tetapi siswa tersebut aktif melibatkan diri dalam melaksanakan tugas kelompok. Atau dengan kata lain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajran kooperatif tipe NHT telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian ini telah berhasil dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan penelitian dengan dua siklus


f. Hasil Wawancara

Pelaksanaan wawancara di laksanakan pada akhir siklus II untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Wawancara dilakukan kepada dua subjek penelitian yaitu siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 25

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa siswa menyukai model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena siswa merasa aktif dalam memahami materi dan siswa lebih cepat memahami setiap soal-soal matematika yang diberikan.

Berikut adalah hasil cuplikan wawancara peneliti dengan dua siswa yang menjadi subyek penelitian:

P :Dengan pembelajaran yang kita lakukan, apakah kamu lebih bersemangat dalam belajar matematika? Mengapa?

KT : Ya. Karena kita bisa bekerja sama dan bisa menyelesaikan soal.

KR : Ya. Karena kita dapat saling membantu dalam menyelesaikan soal.

P : Dengan adanya pembelajaran yang kita lakukan, apakah dapat meningkatkan minat dan kemampuan kamu untuk belajar matematika? Mengapa?

KT : Ya. Karena dengan diskusi lebih mudah dalam mengerjakan soal.

KR : Ya. Karena dengan diskusi kita menjadi aktif mengerjakan tugas dan tidak sulit untuk berpikir sendiri.

P : Menurut kamu apakah pembelajaran yang kita lakukan dapat meningkatkan kerja sama antar sesama teman? Mengapa?

KT : Ya. Karena dalam diskusi kita mempunyai tangung jawab yang harus diselesaikan bersama sehingga kita saling bertukar pikiran.

TR : Ya. Karena membuat kita lebih akrab.

P : Apakah kamu lebih mudah memahami materi kubus dan balok melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT? Mengapa ?

KT : Ya. Karena materi kubus dan balok lumayan sulit tapi karena dengan diskusi dengan teman membuat lebih mudah.

KR : Ya. Karena dengan diskusi kita saling membantu untuk memahami setiap soal yang diberikan.

P : Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kepercayaan diri kamu? Mengapa?

KT : Ya. Karena kita mempunyai tanggung jawab yang harus diselesaikan.

KR : Ya. Jadi percaya diri karena saya bisa bertanggung jawab terhadap tugas.


g. Hasil Angket Respon Siswa

Untuk melengkapi data mengenai respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT, peneliti memberikan angket kepada seluruh siswa kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang. Analisis pendapat siswa dilakukan dengan memberikan skor untuk masing-masing pernyataan bersifat positif yaitu: SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1 . Sedangkan skor yang diberikan untuk masing-masing pernyataan yang bersifat negatif yaitu: SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4. Skor rata-rata diperoleh dari skor total dibagi banyak siswa.

Kriteria untuk menentukan respon siswa untuk pernyataan yang bersifat positif adalah sebagai berikut:

3 ≤ skor rata-rata <>

2 ≤ skor rata-rata <>

1 ≤ skor rata-rata <>

0 ≤ skor rata-rata <>

Kriteria untuk menentukan respon siswa untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebagai berikut:

3 ≤ skor rata-rata <>

2 ≤ skor rata-rata <>

1 ≤ skor rata-rata <>

0 ≤ skor rata-rata <>


Tabel 4.11. Distribusi respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif

tipe NHT


No

Pernyataan

Keterangan

pernyataan

Tanggapan

SS

S

TS

STS

1.

Saya menyukai model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Positif

15

6

1

0

2.

Saya merasa lebih aktif selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Positif

10

12

0

0

3.

Saya dapat mengemukakan ide-ide saya melalui belajar kelompok

Positif

12

9

1

0

4.

Saya merasa berani mempresentasikan hasil kepada teman-teman

Positif

16

6

0

0

5.

Saya merasa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat

Positif

13

8

1

0

6.

Saya lebih suka mengerjakan tugas matematika secara sendiri daripada secara berkelompok

Negatif

0

2

5

15

7.

Saya dan teman kelompok dapat memecahkan masalah.

Positif

17

4

1

0

8.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kreativitas siswa

Positif

15

6

1

0

9.

Saya merasa termotivasi belajar matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Positif

10

12

0

0

10.

Pembelajaran kooperatif Tipe NHT membuat saya dapat berinteraksi dengan orang lain.

Positif

12

10

0

0



Tabel 4.12. Skor respon dan keterangan distribusi respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT


No

Pernyataan

Skor

Keterangan


1.

Saya menyukai model pembelajaran kooperatif tipe NHT

3,63

Siswa sangat senang dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

2.

Saya merasa lebih aktif selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

3,45

Siswa lebih aktif dalam belajar matematika selama mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

3.

Saya dapat mengemukakan ide-ide saya melalui belajar kelompok

3,5

Melalui belajar secara berkelompok siswa lebih bersemangat dalam mengemukan pendapat

4.

Saya merasa berani mempresentasikan hasil kepada teman-teman

3,72

Dengan belajar kelompok siswa lebih berani dalam mempersentasikan hasil pekerjaannya kepada temannya.

5.

Saya merasa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat

3,54

Siswa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat kepada teman-temannya.

6.

Saya lebih suka mengerjakan tugas matematika secara sendiri daripada secara berkelompok

3,59

Siswa tidak suka mengerjakan tugas matematika secara sendiri

7.

Saya dan teman kelompok dapat memecahkan masalah.

3,72

Dengan belajar berkelompok siswa dapat memcahkan masalah

8.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kreativitas siswa

3,63

Siswa menjadi lebih berkreatif dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

9.

Saya merasa termotivasi belajar matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

3,18

Siswa termotivasi dalam belajar matematika setelah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT]



10.

Pembelajaran kooperatif Tipe NHT membuat saya dapat berinteraksi dengan orang lain.

3,54

Siswa lebih akrab dengan teman-temannya ketika belajar secara berkelompok




B. Temuan Penelitian



Beberapa temuan peneliti yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan angket sebagai berikut:

  1. Dalam pembelajaran siklus I sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, selain itu siswa kurang aktif dalam kelompoknya dan siswa belum dapat menyampaikan pendapatnya pada saat materi pelajaran diajarkan atau pada saat siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS, hal ini disebabkan karena siswa merasa asing dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Namun pada siklus II, siswa sudah memperhatikan dengan baik penjelasan guru. Selain itu, siswa sudah berani menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan dan mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

  2. Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, karena menurut mereka dalam pembelajaran kooperatif lebih mudah dalam memecahkan masalah dari tugas yang dikerjakan. Selain itu, dalam pembelajaran kooperatif NHT masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab sehingga membuat siswa menjadi lebih aktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda. Trima kasih...