08 April 2010

BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu ditunjang oleh kinerja pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.
Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep matematika sehingga mengakibatkan kesalahan–kesalahan dalam mengerjakan soal sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas masih banyak guru memberikan tugas (pemantapan) secara kontinu berupa latihan soal. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika.
Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Sekarang ini sistem pembelajaran menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan keterlibatan aktif antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Artinya guru tidak hanya menuntut siswa saja yang aktif, tetapi guru juga harus kreatif dalam mengajar sehingga siswa menjadi senang dan semangat dalam belajar. Dalam hal ini, guru dituntut harus pandai memilih dan menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang tidak saja menarik, tetapi memberikan ruang bagi murid untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. Hingga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa pun dapat berkembang maksimal secara bersamaan tanpa mengalami pendistorsian salah satunya. Oleh karena itu, dalam pengajaran matematika pun perlu diperbaharui, di mana siswa diberikan porsi lebih banyak dibandingkan dengan guru, bahkan siswa harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar. Sasaran dari pembelajaran matematika adalah siswa diharapkan mampu berpikir logis, kritis dan sistematis.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif, karena melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Ada berbagai tipe dalam pembelajaran kooperatif yang semuanya lebih menekankan pada keaktifan siswa dan mamiliki berbagai macam kelebihan. Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe NHT (Numbered Heads Together). Dalam model pembelajaran ini, dibentuk kelompok secara heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok. Guru menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompoknya. Menurut Muhammad Nur, dkk (2000) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut, sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMP Bhakti Luhur Malang bahwa telah menerapkan kerja secara kelompok, namun dalam pelaksanaannya hanya beberapa siswa yang aktif mengerjakan perintah guru dan yang lain cendrung ramai. Dalam pembentukan kelompoknya cendrung siswa lebih memilih teman-teman akrabnya saja, dan beberapa anak yang pandai cendrung memilih teman yang pandai dan yang malas memilih teman yang malas. Sehingga dibutuhkan pembentukan kelompok dengan karakteristik yang heterogen, dengan tujuan agar anggota kelompok dapat bekerja sama dan belajar sungguh-sungguh. Dengan demikian diharapkan kelompok punya tanggung jawab untuk menguasai materi yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian yang berjudul “meningkatkan prestasi belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang tahun pelajaran 2009/2010”.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang?
2.Bagaimanakah respon siswa kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang setelah proses pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif Tipe NHT?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.Medeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang.
2.Mengetahui respon siswa kelas VIII SMP Bhakti Luhur Malang setelah proses pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat :
1.Bagi siswa
Dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
2.Bagi guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengetahui variasi strategi belajar mengajar yang dapat digunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3.Bagi Peneliti
Mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang kelak dapat diterapkan saat terjun di lapangan.

E. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bhakti Luhur Malang kelas VIII pada semester genap tahun ajaran 2009/2010
2.Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
3.Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar kubus dan balok.

F. Asumsi Dasar
Dalam penelitian ini penulis berasumsi:
1.Siswa mengalami sendiri proses belajar yang sesungguhnya, aktif dan mempunyai tujuan yang sama untuk mencapai keberhasilan.
2.Nilai tes akhir setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mencerminkan hasil belajar siswa yang sesungguhnya.

G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kekeliruan menafsirkan istilah dalam penelitian ini, maka perlu diberikan defenisi operasional sebagai berikut:
1.Belajar, dalam penelitian ini belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia.
2.Prestasi belajar adalah suatu nilai yang dicapai oleh siswa menurut kemampuannya dalam mengerjakan atau menyelesaikan soal-soal evaluasi tes hasil belajar pada pokok bahasan Bangun ruang sisi datar kubus dan balok.
3.Bangun ruang sisi datar kubus dan balok merupakan materi pembelajaran matematika di kelas VIII dengan sub-sub pokok bahasan yaitu unsur-unsur kubus dan balok, jaring-jaring kubus dan balok, luas permukaan kubus dan balok, dan volume kubus dan balok.
4.Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar.
5.Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen, yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Langkah-langkah pekerjaannya yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, menjawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda. Trima kasih...